Review Novel Sisi Liar (Tsugaeda)


Ternyata nyaris dua bulan enggak posting apapun di blog ini ya, hehe. Sejujurnya, aku merasa bersalah. Bukan hanya karena lama tidak posting tulisan di blog ini karena satu dan lain hal. Tetapi juga karena sudah cukup lama buku ini nangkring di rak, sudah dibaca, tapi tak kunjung dibuat ulasannya. So, hari ini aku kembali mencoba menuangkan isi kepala dalam tulisan tentang sebuah novel dari penulis Tsugaeda. Btw ini novel kesekian dari sang penulis yang aku punya, baca dan dibuat ulasannya. Bahkan aku mendapatkan buku ini pun pada masa PO-nya. So, here we go!

novel sisi liar tsugaeda

Sisi Liar

Penulis: Tsugaeda
Penerbit: Onepeach Media
ISBN: 978-623-4830-54-5
Jumlah halaman: 375 halaman
Cetakan pertama: September 2022


Sinopsis Singkat Novel Sisi Liar

Rupanya Dio tak bisa beristirahat terlalu lama. Selepas menyelesaikan misi pertamanya, misi baru telah datang. Kali ini ia harus membongkar sindikat penebangan liar yang sudah lama merusak hutan Indonesia. Untuk itu, ia perlu pergi menyelidiki, mulai dari tengah hutan Kalimantan hingga Singapura.

Namun, semakin jauh Dio mendalami kasus ini, ia ternyata menguak kejahatan yang jauh lebih gelap. Pekerjaan investigasi yang ia lakukan tiba-tiba berubah menjadi permainan perburuan manusia.

Bisakah Dio menyelesaikan misinya kali ini?


Review Novel Sisi Liar

Dio, Masih Jadi Pemeran Utamanya

Sebelum membaca Sisi Liar, sudah pernah baca Efek Jera? Nah kira-kira novel ini adalah lanjutan petualangan Dio. Jadi, seperti sudah jadi judul sub-bab kali ini, maka Sisi Liar masih membahas tentang Dio.

Awal buku dimulai dari Dio yang mendapatkan tugas ‘tidak penting’ dari Om Jon. Ya, Dio harus datang dan mengikuti sebuah seminar yang menurut otak cerdasnya, lebih aneh daripada orang-orang di sekitarnya. Tapi, tetap saja Dio tidak bisa membantah perintah Om Jon.

Siapa sangka, ternyata seminar ini hanya awal dari perjalanan Dio yang kali ini ditugaskan membongkar sindikat penebangan liar. Cerita mulai mengalir saat Dia kembali ‘terpaksa’ bekerjasama dengan Dinta untuk mengejar Aliong—salah satu mantan orang penting dalam kasus penebangan liar yang kini justru bersembunyi—. Dari Aliong, Dio dan Dinta pun mendapatkan sebuah nama yang jadi aktor utama kasus ini, sang Raja Rimba. Orang penting yang sama sekali tidak pernah tersentuh hukum.

Perjalanan memburu sang Raja Rimba, membawa Dio bertemu dengan Agni, putri sang Raja Rimba. Dan mau tidak mau, Dio harus terlibat hal yang menjadi pekerjaan Agni, terkait dengan lukisan.

Yang keren, ternyata penulis menampilkan tamu dari novel lain. Adalah Jun, sang pemeran utama dari novel Muslihat Berlian. Ada ulasannya juga lho, silakan dibaca. Nah Jun—bersama Dinta dan Dio—punya porsi untuk mencuri sebuah lukisan yang diinginkan oleh Agni. Meski tidak muncul sepanjang buku, kemunculan Jun dalam novel ini sangat menarik. Sama sekali enggak menyangka, kalau Jun akan jadi bintang tamu. Artinya, Jun pun sudah direkrut oleh Om Jon menjadi anggota tim mereka. Kalau Jun hanya muncul sebentar, maka berbeda dengan Dinta. Tokoh Dinta ternyata mendapatkan porsi cukup besar dalam novel ini.



Dari Memburu Pemburu, jadi Diburu

Cerita berlanjut ketika Dio akhirnya berpetualang ke berbagai daerah untuk melakukan investigasi dan mengumpulkan bukti-bukti. Banyak bukti mencengangkan yang akhirnya muncul. Bukan hanya soal penebangan liar, tapi juga soal ditemukannya sejumlah jasad di pedalaman Kalimantan, yang diduga adalah TKI/W ilegal yang sudah dipalsukan dan dihilangkan identitasnya.

Tidak sampai sini saja, saat Dio menguak lebih dalam dan akhirnya tiba di sarang Raja Rimba, permainan pun berbalik. Dio yang awalnya berniat memburu sang pemburu, akhirnya justru diburu oleh sang Raja Rimba. Dio tidak lagi hanya bisa mengandalkan otak cerdasnya saja, tapi dia juga dipaksa untuk menggunakan ototnya agar bisa bertahan hidup.


Dio Si Nyentrik dan Dinta si Cewek Kulkas

Aksi nyentrik Dio masih terus ditunjukkan dalam novel ini. Dari ceplas-ceplosnya hingga protesnya saat harus terpaksa bekerja sama dengan Dinta. Dan lagi, Dinta juga masih jadi karakter cewek kulkas yang super dingin. Cerdas, hanya bicara seperlunya bahkan cenderung terlalu jujur saat harus berinteraksi dengan Dio. Dan anehnya, karakter Dio ini yang membuat buku ini tetap menarik seperti novel-novel sebelumnya.

Menjadi bagian dari tim Makarim dan Om Jon, latar belakang Dinta dibahas sebagian dalam novel ini. Bukan hanya soal alasan Dinta menjadi sosok dingin, bahkan soal keluarganya juga diungkap lebih dalam. Menunjukkan sudut pandang Dinta, menjadi salah satu hal menarik dari buku ini.


Kesimpulan

Seperti biasa, akhir novel Tsugaeda ini memang tidak pernah tuntas dan bikin puas, hehe. Pada ulasan sebelumnya, aku berharap banget kalau tokoh Dinta mendapatkan porsi lebih banyak. Dan ya, terima kasih pada penulis yang sudah mewujudkan keinginanku ini.

Di akhir novel, masih menyisakan pertanyaan soal latar belakang Dio. Pencarian Dio akan fakta-fakta yang melingkupi keluarganya ternyata belum berakhir. Begitu pula dengan Dinta, yang masih memiliki urusan sendiri yang belum selesai.

Akhirnya, aku Cuma ingin bilang, terima kasih pada penulisnya, Tsugaeda. Karena novel-novelnya tidak pernah gagal menarik perhatianku untuk menyelesaikannya hingga akhir.

Buat kamu yang penasaran, haruskah baca novel sebelumnya—Efek Jera—sebelum baca Sisi Liar ini? Bisa iya, bisa enggak. Iya, kalau kamu benar-benar ingin lebih menyenal sosok Dio. Pun sekalian baca Muslihat Berliat, biar kenal dengan Jun. Tapi kalau kamu mau langsung baca Sisi Liar ini juga enggak masalah kok. Entah seperti apa kisah Dio, Dinta, Jun selanjutnya. Yang jelas, dengan begini kisah Makarim dan Om Jon masih akan terus berlanjut.

Sampai jumpa di tulsian lainnya.

Tidak ada komentar:

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Blognya Bening Pertiwi. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)

Note :

Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.

Diberdayakan oleh Blogger.