Contoh Kesalahan Penulisan Review Buku

Daftar Isi [Tampil]
    Setelah sekian banyak buku yang dibaca lalu dibuat review buku-nya, kadang suka kepikiran: review bukuku sebenarnya sudah benar atau belum sih? Pada seneng gak sih baca review bukuku? Atau, setelah baca review buku dariku, apakah pembaca jadi tertarik untuk membeli buku?

    contoh kesalahan penulisan review buku

    Kalau jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tadi adalah ‘iya’, berarti review buku yang dibuat sudah berhasil. Tapi ya, semua kembali pada selera tiap orang ya. Kalau aku hanya bisa menengok dari jumlah pengunjung review bukunya.

    Pertanyaan Refleksi

    Apakah review bukunya sudah informatif?

    Menuliskan review buku informatif, artinya memberikan informasi yang dicari oleh pembaca. Informasi ini seperti isi buku, gaya penulisan, poin penting bahkan cuplikan.

    Menarik atau enggak sih review bukunya?

    Review buku yang menarik bukan hanya soal isinya saja. Tapi juga soal bahasa yang digunakan. Apa mudah dipahami orang lain? Apa membuat orang lain betah membaca sampai akhir?

    Setalah baca review bukunya, apa pembaca jadi ingin beli buku itu?

    Umumnya, orang mencari review buku sebelum memutuskan akan membeli buku atau tidak. Jadi, kalau setelah membaca suatu review buku, pembaca jadi tertarik dan makin yakin untuk membeli bukunya, artinya berhasil.

    Kesalahan Umum dalam Menulis Review Buku:

    Berdasarkan pengalamanku, berikut beberapa kesalahan umum yang sering terjadi saat menulis review buku:

    #1 Over Sharing atau Spoiler

    Salah satu bagian review buku adalah ringkasan isi buku. Pada buku fiksi, bisa berisi sinopsis ceritanya. Nah review buku menjadi tidak menarik atau rusak, kalau kita melakukan over sharing atau memberikan spoiler saat menulis sinopsis tadi.

    Apa efeknya? Kalau kita menulis sinopsis hingga lengkap seluruh cerita atau spoiler, maka akan mengurangi minat pembaca untuk membaca buku secara lengkap. Kalau sudah tahu inti ceritanya, buat apa lagi dong baca bukunya secara lengkap?

    Karena itu, sebisa mungkin menulis review buku bebas spoiler. Selain mengurangi kenikmatan membaca review buku, spoiler juga bisa bikin kecewa lho.

    #2 Review Buku Terlalu Panjang

    Apakah ada batasan panjang tulisan review buku? Sebenarnya enggak ada batasan sih. Yang penting bagian-bagian penting dari review buku sudah dibahas semua. Tapi kalau kita bicara blog, maka biasanya review buku yang diposting di blog ya minimal 750 kata.

    kesalahan penulisan review buku

    Akan beda lagi kalau diposting di instagram, tiktok atau youtube. Instagram—dan media sosial lain—punya ruang posting terbatas. Nah agar tetap cukup, ya harus bisa menyesuaikan panjangnya.

    Begitupula untuk media berbasis video seperti tiktok atau youtube. Sesuaikan panjang video agar bisa terbahas semua tetapi juga tidak terlalu pendek.

    Bicara soal media sosial, saat ini kecenderungan pembaca memang lebih suka informasi yang padat dan singkat. Tulisan yang terlalu panjang apalagi isinya membosankan akan ditinggalkan. Jadi sebaiknya memang membuat review buku tidak terlalu panjang, mencakup bagian-bagian penting isi review buku dan sesuai dengan media sosial tempat review buku diposting.

    #3 Pendapat Tidak Disampaikan dengan Jelas

    Pendapat atau opini penulis review adalah salah satu bagian review buku yang penting. Pada bagian ini, penulis menunjukkan sudut pandangnya atas suatu karya. Bagi pembaca, bagian ini membantu mereka mengambil keputusan akan membaca buku tersebut atau tidak.

    Pendapat tiap penulis review buku memang bisa berbeda-beda meski membahas buku yang sama. Tetapi, pastikan untuk tetap memberikan pembahasan yang jelas dan tegas agar pembaca makin yakin dengan ulasan buku itu.

    #4 Melewatkan Penjelasan Aspek Penting Review Buku

    Idealnya, sebuah review buku menyajikan seluruh aspek penting dari karya tersebut. Semakin lengkap isinya, maka makin dipercaya.

    Penulis review buku tidak boleh melewatkan penjelasan aspek penting review buku dan hanya fokus pada satu hal saja. Penjelasan bisa dilengkapi dengan membahas karakter dan perkembangannya, latar tempat dan waktu serta keterkaitannya, dan lain-lain.

    Penjelasan yang lengkap akan membantu pembaca memahami secara menyeluruh isi buku. Lalu mereka bisa memutuskan akan membaca dan membeli buku tersebut atau tidak.

    #5 Tidak Berani Berbeda

    Adakah yang sebelum menulis review buku, membaca review buku yang dibuat oleh penulis lainnya? Kalau jadi inspirasi tulisan, boleh dan sah-sah saja. Tapi kalau untuk diambil dan diklaim sebagai tulisan sendiri, namanya plagiat.

    Seorang penulis review buku harusnya berani berbeda. Ia tidak harus menceritakan hal sama seperti pernah dibahas oleh penulis review buku lain. Gunakan sudut pandang sendiri dalam menilai buku yang akan diulas. Lalu gunakan ciri khas pribadi untuk menyampaikannya dalam bentuk review buku.

    Dengan mengambil sudut pandang berbeda dan menarik, maka review buku yang dibuat juga akan lebih menarik dan unik. Pembaca pun akan bertahan membaca bahkan bisa terpengaruh untuk membeli buku, karena efek tulisan review buku yang baru, berbeda dan unik tadi.

    Penutup

    Demikian tadi beberapa contoh kesalahan dan penulisan review buku yang biasa dilakukan. Pembahasan mengenai kesalahan menulis review buku ini bertujuan sebagai evaluasi diri atas tulisan yang selama ini dibuat. Syukur-syukur bermanfaat juga bagi orang lain.

    kekeliruan penulisan review buku

    Penilaian pribadi atau opini yang disampaikan penulis review buku atas suatu karya, adalah hal yang wajar dan sah-sah saja. Tetapi sebagai penulis review buku, kita dituntut untuk bisa menyampaikan opini secara jelas, relevan serta didukung argumen yang jelas. Karena tujuan review buku adalah memberikan gambaran jelas dan lengkap tentang suatu karya kepada pembaca.

    Eh iya, selain baca buku fisik, pernah baca buku lewat google play book juga enggak? Habis ini cek juga Menulis Review Buku di Google Play Book ya. Biar makin lengkap tulisanmu. Sampai jumpa pada tulisan lainnya ya.


    14 komentar:

       
    1. Walah, padahal saya malah senang banget kalau dikasih tahu endingnya kaya apa kalau yg direview semacam kisah atau cerita
      Pengen jelas bagaimana keseluruhannya
      Tapi ternyata itu justru sebuah kesalahan ya...

      BalasHapus
    2. Kalau udah baca review buku kira kira mau baca bukunya ga? Wkwkwk kalau sampai setelah baca review buku, terus bikin tertarik baca bukunya itu baru dikatakan sukses kali ya.. , eh bagaimana. Tapi terimakasih loh ka', buat belajar aku kalau mau nulis review buku harus perhatikan poin-poin yang Kaka tulis.

      BalasHapus
    3. wah jadi punya gambaran tentang review buku nih, penjelasannya simple dan mudah dipahami. kadang saya juga bingung kalau mau bikin tulisan review buku, tapi sudah cukup terjawab dari contoh di artikel ini, terima kasih kak

      BalasHapus
    4. Ini jadi catatan penting bgt buat saya yang suka bingung kalau mau review buku. Takut salah, takut beda, dan bahkan khawatir penulis tersinggung kalau ngasih kritik. Padahal selama itu disampaikan baik2, tidak masalah.

      BalasHapus
    5. apapun bentuknya baik buku, manga maupun film, spoiler merupakan hal yg sangat dihindari, karena mengurangi pengalaman saat membaca atau menonton langsung

      BalasHapus
    6. saya setuju nih dengan semua poin2 diatas. jujur saya suka cari info dulu soal review buku yg ingin saya baca. dan kalo bisa jangan spoiler reviewnya hehe. cukup sekilas info aja dan jangan panjang2 juga, cukup garis besarnya namun disampaikan dengan bahasa yg mudah dipahami

      BalasHapus
    7. Ternyata review buku terlalu panjang juga gak bagus ya? Kirain lebih detail bakal lebih menarik. Insight baru nih buat saya

      BalasHapus
    8. Sebenarnya untuk review buku itu tidak ada yang benar benar betul dan salah, semuanya relatif dan kembali pada selera tiap pereview-nya ya

      Namun dari semua itu review buku yang bagus bisa memancing non pembaca untuk tertarik membaca bukunya yang tadi direview

      BalasHapus
    9. Betul kak, saya kalau beli buku, suka baca sinopsisnya dlu. Kalo detail cerita dah mewakili, kadang juga malas ya beli. 🤭

      BalasHapus
    10. Bener kak, sebenarnya bukan masalah terlalu panjang atau pendek sih. Tetapi dalam tulisan yg panjang itu informatif dan nyaman dibaca atau enggaknya sih menurutku. Soalnya pembaca suka bosan dengan tulisan yg sama dan diulang-ulang

      BalasHapus
    11. iya ya, dulu aku pernah review buku dan panjang banget. ternyata bisa jadi bikin orang malah gak tertarik ya. harusnya yang penting straight to the point yaa

      BalasHapus
    12. Nah ini dia, saya kalau review terlalu panjang kayaknya, tapi karena asik sih saat memberikan review positif pada suatu buku

      BalasHapus
    13. Dku pernah baca yang mereview buku terlalu mendetail, jadinya malah enggan deh buat beli bukunya. Memang seharusnya jangan terlalu spoiler banget, meski misalnya buku itu buku yang udah lama terbit

      BalasHapus
    14. Aku uda sadar diri banget sii.. nge-review apapun, pasti jatuhnya spo.
      Uda beberapa kali dapet masukan dan perlahan mulai mencari jati diri, enaknya nulis kayak apa yang bisa menjadi ciri khasku?
      Hihii.. nuhun ka Bening buat insight-nya.

      BalasHapus

    Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Blognya Bening Pertiwi. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)

    Note :

    Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.

    Diberdayakan oleh Blogger.