Jurus Ampuh Review Buku Bebas Spoiler

Selain baca buku, aku juga suka nonton film atau drama. Kadang kalau ada film baru, suka asyik kepoin isinya sebelum tayang. Nah setelah tayang, baru deh nonton lengkap. Ngintipin ‘isi’ ini ternyata enggak hanya ada pada film saja. Tapi ada juga pada buku.

Pada film, biasanya ada yang disebut thriller atau cuplikan. Dalam cuplikan, biasanya ditonjolkan secuil isi film dan bagian-bagian yang membuat penasaran. Tetapi tidak menceritakan isi secara keseluruhan atau spoiler. Kalau sudah tahu isinya dari cuplikan saja, kenapa harus nonton lengkap?

review buku bebas spoiler

Nah bagi sebagian orang, spoiler pada film atau buku ini dihindari. Salah satu alasannya, berpotensi mengurangi keasyikan nonton film atau baca buku. Apa jadinya kalau baca buku, atau baca review buku, tapi sudah terlalu lengkap alias spoiler? Ya pas baca bukunya sudah enggak asyik dong ya.

Apa itu Spoiler Buku?

Apa sih sebenarnya spoiler itu? Spoiler (dalam bahasa Inggris) berarti pembeberan, yakni memberikan informasi jalannya cerita atau akhir cerita dari suatu hal, seperti buku, film, acara televisi, ataupun permainan video. Spoiler buku bisa juga berarti membocorkan ending dari suatu buku. Spoiler buku semacam bocoran alur cerita utama sebuah buku.

Padahal tugas pereview buku adalah membuat rasa penasaran pembaca dan calon pembaca. Bukan malah membahas bahkan ‘menguliti’ isi buku hingga telanjang. Ya percuma dong baca lengkap. Kasihan juga penulisnya. Atau yang terburuk, pembaca dan calon pembaca yang sudah kena spoiler jadi tidak tertarik membaca karya itu lagi.

Bagi sebagian orang, spoiler adalah musah besarnya. Tetapi bagi sebagian yang lain, spoiler itu perlu disampaikan. Memang sih, semua kembali pada selera. Tapi sekali lagi, peran pereview buku di sini adalah membuat pembaca dan calon pembaca buku penasaran. Agar penasaran, sebaiknya dengan tidak mengungkap keseluruhan hingga ending suatu buku.

Spoiler Alert!

Apakah membocorkan spoiler sudah pasti salah? Sebenarnya kembali pada masing-masing pembaca. Ada yang benar-benar tidak suka dengan adanya spoiler dan memilih tidak jadi membaca jika telanjur membaca spoiler dari suatu review buku. Tapi ada juga yang bisa tetap menikmati membaca meski sudah terkena spoiler.

hati-hati spoiler

Kalau aku sih tim enggak masalah dengan spoiler buku. Justru karena penasaran dengan endingnya, aku lebih suka mengintip bagian bab terakhir buku sebelum membacanya dari awal. Jadi bagiku, spoiler buku bukan musuh. Tidak ada spoiler ya oke. Ada spoiler ya enggak masalah.

Pada beberap artikel, tulisan, ulasan atau review yang mengandung spoiler, biasanya ada peringatan seperti:“peringatan spoiler-jika Anda belum menontonnya, berhentilah membaca sekarang!“ atau “spoiler alert” atau “peringatan spoiler”. Ini bertujuan agar calon pembaca yang menghindari spoiler bisa lebih berhati-hati atau menghindari membaca.

Tips Review Buku tanpa Spoiler

Bagian utama dari review buku adalah sinopsis, kelebihan, kekurangan, dan penilaian. Jadi fokus saja pada bagian ini. Pada bagian sinopsis, umumnya berisi ringkasan isi buku. Bagian-bagian penting seperti tema, setting, dan karakter utama dibahas di sini. Kekurangan dan kelebihan isi buku bisa ditemukan dari keseluruhan buku. Suka tidak suka memang selera, tapi saat menyebutkan kekurangan dan kelebihan suatu buku, usahakan objektif. Terakhir penilaian terhadap buku. Fokus saja pada isi buku, jangan menilai tulisan karena latar belakang atau sifat penulisnya.

Membuat sinopsis penting dilakukan pada saat menulis review buku. Umumnya, bagian yang paling rawan spoiler adalah bagian sinopsis, karena berisi ringkasan isi buku. Berikut beberapa tips menulis review buku bebas spoiler, cek berikut!

Manfaatkan Blurb

Pada buku-buku non-fiksi, sinopsis persis ringkasan isi buku. Reviewer bisa menuliskan garis besar tiap bab-nya saja, tanpa harus menulis terlalu detail. Blurb pada bagian belakang buku bisa sangat membantu pada bagian ini. Untuk buku non-fiksi, sebenarnya spoiler atau tidak spoiler, bukan hal yang terlalu penting. Karena yang ingin dicari orang, tentu manfaat dari isi buku.

Berbeda dengan buku fiksi. Spoiler ibarat jendela untuk mengintip isi buku secara keseluruhan. Blurb juga sangat membantu saat menulis sinopsis buku fiksi. Blurb biasanya dibuat oleh penulis/penerbit untuk memancing pembaca agar tertarik. Nah, blurb inilah yang dapat digunakan sebagai panduan, batasan mana yang boleh dikatakan dan mana yang tidak perlu dibahas secara detail pada sinopsis.

Manfaatkan Premis Cerita

Kalau blurb adalah ringkasan yang dibuat penerbit dan umumnya berada pada bagian sampul belakang buku, maka premis adalah inti atau otaknya isi buku. Dari premis inilah, suatu buku disusun. Premis ini adalah ide yang menjadi pokok dalam penyusunan suatu buku.

Nah, dalam menulis review buku bebas spoiler, bisa juga memanfaatkan premis cerita. Tentu premis bisa diketahui setelah membaca keseluruhan isi buku. Premis kadang muncul di blurb, kadang juga tidak. Jadi reviewer perlu jeli dalam menentukan premis tadi.

Premis umumnya berisi tokoh, tujuan yang ingin dicapai dan hambatan yang dialami tokoh tadi. Nah reviewer bisa menuliskan tiga bagian ini sebagai ringkasan atau sinopsis pada review buku. Cukup sampai bagian hambatan yang dialami si tokoh saja. Tanpa menyebutkan ending atau akhir ceritanya.

Tunjukkan Fakta Pokok Isi Buku

Untuk menghindari spoiler, reviewer dapat menulis tentang fakta-fakta dasar dari buku yang diulas. Misalnya berisi judul dan tahun rilis, nama penulis, nama tokoh utama dan pendukungnya, lalu genre yang ditulis. Termasuk tema yang diusung, setting dan alur (maju, mundur, atau campuran).Ini sesuai jika merupakan buku fiksi.

Berbeda jika yang diulas adalah buku non-fiksi. Reviewer bisa menuliskan fakta yang ada dalam buku itu dengan dilengkapi fakta-fakta pendukung lainnya. Bisa juga berisi testimoni atau hasil wawancara dari pembaca awal.

Catat dan Tuliskan Hal Menarik dari Buku

Sebelum menulis review buku, pasti harus membaca buku lebih dahulu. Coba deh buat catatan-catatan kecil tentang apa yang ditemukan dari buku. Misalnya kekurangan, kelebihan, hal-hal menarik ataupun pola cerita.

Mencatat dapat membantu mengingat kembali atau menandai hal-hal yang mungkin saja penting atau terlewatkan selesai membaca, Catatan-catatan ini dapat menjadi bahan yang bisa ditulis pada review buku. Reviewer bisa memilih hal-hal menarik atau paling menarik untuk ditampilkan pada review buku.

Analisis Isi Buku

Analisis isi buku adalah kata lain dari penilaian isi buku. Ketika menilai suatu buku, reviewer tidak harus menilai karena ending ceritanya. Ending cerita bukan tolok ukur bagus atau tidaknya suatu buku. Tetapi hal-hal lain seperti alur, setting, gaya penceritaan, dan lain-lain.

Unsur-unsur intrinsik inilah yang dapat dibahas lebih detail saat menulis review buku. Karena itulah, seorang reviewer memang perlu untuk menguasai materi dan teori bahasa Indonesia terkait melakukan ulasan buku atau review buku.

Penutup

Menulis review buku tanpa spoiler memang membutuhkan keterampilan yang terlatih. Penulis butuh latihan berulang-ulang agar dapat membuat review buku bagus, menarik, dan enak dibaca tanpa melibatkan spoiler di dalamnya.

review buku tanpa spoiler

Memang sih, sebenarnya ada atau tidaknya spoiler menjadi selera masing-masing orang. Kalaupun misalnya menulis review buku dengan spoiler, pastikan untuk memberikan peringatan di awal tulisan, agar orang yang menghindari spoiler dapat lebih waspada.

Oke, itu saja tulisan kali ini. Sampai jumpa di tulisan lainnya.

Tidak ada komentar:

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Blognya Bening Pertiwi. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)

Note :

Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.

Diberdayakan oleh Blogger.