Resensi Novel Negara Kelima (part 1)

Akhirnya bisa menyempatkan buat nulis lagi. Kadang, menyempatkan nulis memang harus dipaksa dulu ya. Biar sempat dan bisa. Udah ah, curhatnya. Jadi, ini dalam rangka review sebuah buku lama yang dibaca kembali. Tapi nggak pernah kehilangan daya magisnya. 

Entah kapan pertama kali baca buku ini. Yang jelas, bertahun setelah terbitnya pada 2005. Ketemunya pun enggak sengaja. Dan ketidaksengajaan itu menjadi magnet tersendiri yang memicu keterikatan dan rasa penasaran untuk berburu buku lainnya dari penulis yang sama. Dan itu perjuangan yang ahemmm. 

Gambar depan negara kelima
gambar dari google 

Negara Kelima 

Penulis: E.S Ito 
Penerbit: Penerbit Serambi Ilmu Semesta 
ISBN : 979-16-0095-3 
Jumlah halaman : 518 halaman 
Cetakan pertama : Oktober 2005 

Butuh empat hari untuk menjelajahi 500sekian halaman buku ini. Nggak terlalu cepat, justru cenderung selow sekali. Sepertinya memang harus kembali membiasakan diri dan memaksa diri terbiasa kembali membaca cepat. 

Review Negara Kelima

Muncul di tahun 2005, sezaman dengan tenarnya The Da Vinci Code milik Dan Brown, membuat ekspektasi terhadap buku ini cukup tinggi, saat itu. Tapi ekspektasi itu tidak terlalu bepengaruh sih sebenarnya, karena faktor ‘ketidaksengajaa menemukannya’. 

Dibuka dengan sebuah kasus pembunuan di hotel mesum, bab pertama buku ini sudah menggiring pembaca untuk masuk dalam situasi tegang. Penulis menghadirkan sisi lain karakter polisi sejak awal bab pertama buku ini. Pada bab-bab berikutnya, ketegangan dibuat mengalir lewat cerita tentang sebuah organisasi yang disebutkan memiliki cita-cita luhur, tetapi ‘dianggap’ sampah dan perusak oleh yang lain. 

Karakter sosok muda muncul sejak awal bab dan dengan ciri khasnya sebagai ‘pemberontak’, sebenarnya sudah cukup menjadi alasan kalau dia ini sang tokoh utama. Sayangnya, penulis ternyata terlalu lihai untuk membuat fakta ‘baru’ di bab 14, tokoh ini pun dibuat meninggal. Cerita akhirnya bergeser pada ‘kawan’ dari si tokoh utama. Dan di sinilah akhirnya terungkap, siapa sebenarnya karakter yang menjadi tokoh utama. 

Lalu, apa artinya 14 bab dan 104 halaman sebelumnya? Jadi lewat 14 bab pertama, pembaca diajak untuk jalan-jalan menyeberangi sejumlah fakta dan situasi yang mirip puzzle. Agak terlalu lambat sebenarnya, hingga baru di bab 15 karakter utama buku ini akhirnya muncul, bukan hanya sebagia nama yang diucapkan, tapi benar-benar menjadi tokoh yang diceritakan. Dan bahkan saya baru menyadari kalau ‘karakter’ ini tokoh utama, pada bab-bab berikutnya, lantaran ia menjadi tokoh yang paling sering muncul, dan lewat karakter inilah cerita tidak lagi menjadi kepingan-kepingan tak berarti. 

Meski sang karakter utama muncul, tidak serta merta menjadikan solusi atas kekacauan yang timbul pada bab-bab sebelumnya. Alih-alih, dia justru muncul dengan lebih banyak masalah dan kekacauan yang menunggu untuk diselesaikan. 

Kesel nggak tuh? Hahaha ... setelah lebih dari dua kali membaca buku ini, kekesalan itu sepertinya sudah menguap. Udah nggak heran lagi, karena dipinteri sang penulis. 


Seperti cerita dengan karakter polisi lainnya, tokoh utama ini juga digambarkan sebagai sosok pemberontak. Dengan tinggi badan standar polisi, tubuh tegak, rambut cepak dan sedikit jambang, tidak juga digambarkan dengan jelas kalau dia ini ‘cakep’. Mungkin bisa dibayangkan sosok Aryo Bayu atau Oka Antara saat memakai seragam polisi, seperti itulah penggambaran si karakter utama. Oh iya, nama tokoh utama itu adalah Timur Mangkuto. 

foto karakter brata
gambar by google

Meski secara personal, saya lebih suka penggambaran Oka Antara, seperti perannya sebagai polisi pemberontak berotak cerdas bernama Brata dalam serial ‘Brata’ (yang ternyata ditulis juga oleh penulis E.S Ito). Entah kenapa, saya berpikir kalau penulis E.S Ito memang sengaja menggambarkan sosok Timur dalam karakter Brata ini. 


Jadi, saat (kembali) membaca buku ‘Negara Kelima’ ini, yang ada dalam pikiran saya adalah Oka Antara dengan karakter ‘Brata’ yang ugal-ugalan itu. Well,itu pandangan personal ya. 

Penutup

Oke, saya memang sengaja belum akan bercerita soal isi buku ‘Negara Kelima’ ini. Rasanya tidak akan cukup satu artikel saja untuk bisa menggambarkan isi ceritanya. Jadi, sampai jumpa di postingan berikutnya.

Tidak ada komentar:

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Blognya Bening Pertiwi. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)

Note :

Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.

Diberdayakan oleh Blogger.