Antologi - Pukul Enam (Uda Agus dkk)

Alhamdulillah, satu lagi buku antologiku terbit. Hehehe. Kalau dihitung sejak tahun 2010, berarti ini buku antologi ketujuhku. Meski masih keroyokan sih. Lebih lengkapnya, simak berikut ya … 

antologi pukul enam

Pukul Enam

Penulis : 30 Penulis
Tebal : 236 hlm. ; 14x21 cm
Harga : Rp. 54.300,-

SINOPSIS :

Pukul Enam berisikan 30 naskah cerpen terpilih dalam Lomba Menulis Cerpen Bersama Uda Agus tahun 2015. Lomba menulis cerpen bersama Uda Agus adalah event tahunan yang sudah terselenggara sejak tahun 2011.

Berikut adalah beberapa cuplikan cerpen yang terangkum dalam antologi "Pukul Enam":

Lagi-lagi ia menatap jam dinding di ruang keluarga. Tanpa merasa diperhatikan, jarum jam itu terus berputar meski tatapan perempuan memerhatikan dengan nanar. Ia mengingat kembali bagaimana dulu, seluruh jam yang ada di rumahnya ia ubah jarum menitnya. Dimajukan sepuluh menit dari aturan jam normal. Dimulainya dari jam dinding kamarnya, jam tangan suaminya, jam dinding ruang tengah, lalu jam tangan anaknya. Ada satu lagi yang membuatnya hampir terlupa, jam di ponsel suaminya. Ia melakukannya tengah malam ketika keesokan harinya menjadi hari pertama bagi anaknya masuk sekolah. Tanpa sepengetahuan suaminya. Sebab ia tak yakin suminya akan mengerti dan mendukung rencananya itu. (Pukul Enam, karya Ilham Fauzi).

***

Tanah hijau ini terlihat begitu akrab, namun asing disaat bersamaan. Rumput ilalang yang tak terurus di tepi jalan, anak sekolahan yang berjalan pulang bergerombol. Oh, tunggu! Aku hampir melewatkan sudut terfavoritku di sini. Sebuah lapangan tak bertuan yang disulap warga jadi lapangan multifungsi. Salah satu bukti bahwa aku memang pernah menjajaki tanah ini, Bukittinggi. Ya, aku kembali pulang. (Pulang, karya Matahari)

***

Kematian itu telah mengubah segalanya. Ruang-ruang sunyi kini tak hanya hadir di sudut-sudut mimpi, tapi juga di ceruk-ceruk hati. Tak pernah ada musim bernama kesunyian di rumah kami. Tawanya adalah musik paling indah. Senyumnya bahkan sanggup menerangi seluruh penjuru rumah yang belum dialiri listrik. Kepergian ibu dan ayah membawa semua keceriaan yang dimilikinya. Dulu, gelak tawa, canda ria, dan berjuta kebaikan akan melebur dalam satu senyuman tipis dari bibirnya. Matahari kalah saing dibuatnya. Tapi ternyata, tak ada yang abadi di dunia ini. Tawa riang itu. Celoteh-celoteh itu. Teriakan dan tangisan yang selalu datang silih berganti, kini berubah menjadi musim bernama sunyi. Dia jadi pendiam. Bicara hanya saat kutanya. (Langit, Mati, Burung, dan Terbang, karya Uda Agus)

Daftar Isi Antologi Cerpen "Pukul Enam"

1. Pukul Enam - Ilham Fauzi

2. Pulang - Matahari Ririe

3. Tujuh Helai Daun Jarak - Nova Rzi

4. Tentang Cadar yang Meromok di Persimpangan - Nafisah Zamardi

5. Sebuah Cerita tentang Luka - Azwar Sutan Malaka

6. Langit Kairo - Resti Yuliana Putri

7. Harga Sebuah Kebersamaan - Neneng Lestari

8. Kaus Kaki Buluk - Bening Pertiwi

9. Akulah Kutu di Kepala Ayah - Bela Azania

10. Hujan Milik Rinai - Marreza Rifa Saputra

11. Pesan Terakhir - Rumasi Pasaribu

12. Maeka - Eka S. Eka Suswanti Lubis

13. Angel's Amulet - Syazi HanaH

14. Sang Penyelamat dan Sang Penjaga - Andra Andra Titano Busra

15. Rona yang Kehilangan Jemari Ibu - Fina Lanahdiana

16. Lovely Sister - Melanie Dewata

17. Kaki Ibu - Eni Lestari

18. Jadwal - M Hasbi As

19. Celotehan Ibu - Vitry Rifka Verro

20. Antara Flu, Rindu, dan Bau - Mochammad Asrori

21. Tuhan Tetanggaku - Fauzia Maghfiroh

22. In The Name Of October - Mulyadi Yansril

23. Ayah - Nabila Hanum

24. Zarah dan Embun - Aa’ Azzam (Chaca Nugraha Zaid)

25. Salah Hijrah - ErJe

26. Wasiat - Kelvin

27. Buto Abang - Wendhy Rachmadany

28. Suatu Hari yang Mengubah Warna - Muhammad Rizal B. Firmansyah

29. Jodoh Sepuluh - Linda Wati Tanjung

30. Langit, Mati, Burung, dan Terbang - Uda Agus


6 komentar:

   
  1. Wowww....congrats ya na ^_^
    Kayaknya perlu syukuran tuh di ayam bakar Wong solo hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. hiraaaaaa
      #peluk
      lama nggak mampir, lagi sibuk bgt ya?
      gmn kabar?

      iya, alhamdulillah satu antologi lagi
      tapi buku solo-nya belum #duh
      smeoga bisa segera deh

      na sekarg udah nggak di solo lagi kan
      :-(

      Hapus
    2. G sibuk sih cm minggu2 kmrin pushing pala berbi#yaelah
      Gawean Bnyk acara susulan gitu xD

      Yap, paling gak sdh 7 antologi kan Sudah bukan sedikit lagi.
      Coba bikin yg novel remaja islami atau teenlit, biasanya pasarnya lbh luas na, yg ringan2 cepet lakunya. Ntar baru nyusul karya yg nyastra#eh
      Balik lagi k hometown? Sjk kpn?

      Hapus
    3. hira sakit kah?
      efek pergantian musim ya
      Na jg batuk dari minggu2 lalu belum sembuh2 ini, duuh

      pengennya sih bikin novel
      tapi pasar novel di indo kn lagi nggak terlalu bagus juga
      banyak penulis baru
      klo nggak bagus sekalian, ya jeblok

      hahaha, padahal mah krn males aja
      draf numpuk di lepo doank, nggak maju2 nulisnya
      baru bab awaaaal terus
      kapan selesai?

      Na pulang sejak juni dulu, Hira
      hmmmm

      Hapus
    4. Eh, lg bnyk tugas kerjaan aj na hahahaha...bkn pusying ggr sakit. Eh bener2, skit batuk Susan ngobatinnya, obat macam2 ndak mempan, sembuhny stlh imun kuat.
      Mmng g mudah pasar buku dimari, kdng untung-untungan jg.
      Yah sapa tahu, kt my sensei, slm g nyinggung SARA, go ahead.
      Oh, sy telat tahunya#kmn sj coba

      Hapus
    5. di mari mah penulis bukan pekerjaan menjanjikan yak
      tapi ya asal udah kebal aja sih
      kebal ditolak
      hahahaha

      Hapus

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Blognya Bening Pertiwi. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)

Note :

Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.

Diberdayakan oleh Blogger.