Review Novel Kertas Hitam-part 2

Setelah bagian pertama, berikutnya adalah bagian kedua pembahasan novel ‘Kertas Hitam’. Kalau kemarin habis ghibahin tokoh dan karakternya, sekarang saatnya ghibahin ceritanya.
 
review novel aru armando

Kertas Hitam 

Penulis: Aru Armando 
Penerbit: Penerbit Shofia 
ISBN : 979-602-5862-38-0 
Jumlah halaman : 242 halaman 
Cetakan pertama : Juni 2020 

Setelah membahas bagian pertama, ternyata memulai ghibah bagian kedua agak sulit ya. Bukan karena bukunya tapi karena gue-nya, hehehe. Oke, sepertinya memang harus dipaksa memulai dulu. Semoga tulisan kali ini nggak mengecewakan. 

Alur Novel Kertas Hitam

Kalau pada tulisan pertama gue bahas mengenai karakternya, maka kali ini gue akan bahas mengenai ceritanya atau alurnya. Novel Kertas Hitam ini menggunakan alur maju. Normal lah ya. Sepertiga bagian pertama novel, sejujurnya terasa lumayan membosankan. Selera sih, kalau ini. Nah tapi menjelang tengah novel baru deh kerasa menantang adrenalinnya. 

Cerita dibangun dari awal bab dengan penjelasan panjang mengenai beberapa hal penting yang jadi latar belakang kasus. Seperti kasus lama yang belum selesai, kasus goreng menggoreng saham, segala hal tentang saham dan semua itu akhirnya bermuara pada kasus utama yaitu mempersiapkan dana besar yang akan digunakan pada pemilu di dua tahun berikutnya. 

Cerita jadi menarik karena ada benang merah yang sekilas tidak terlihat, yakni dari permainan saham ke penyedia uang dana kampanye. Banyak yang terlibat di sini, tetapi hanya sedikit yang benar-benar paham dan mengerti kalau sebenarnya ia tengah ‘menyumbang’ uang yang nominalnya tidak kecil untuk suatu kegiatan besar yang sebenarnya berpengaruh pada orang-orang tertentu saja. 

Bagaimana dengan publik? Publik hanya diizinkan tahu bagian luarnya saja dan pada akhirnya juga hanya menikmati bagian luar a.k remahannya saja. Oke, stok urusan satu ini, nggak mudeng gue. 

Bagi gue, istilah-istilah saham serta kewartawanan dalam novel ini adalah hal baru. Dan ternyata itu disampaikan dengan simpel bin sederhana oleh penulis Aru Armando. Sebagai orang awam, gue nggak terlalu sulit untuk mengikutinya. Karena memang semua hal itu ternyata saling berkaitan satu sama lain. Secara keseluruhan, novel ini adalah selera gue. Nggak banyak deskripsi, tapi bercerita lewat percakapan antar tokohnya. 

Oh iya, hampir ketinggalan. Karakter favorit gue dalam novel ini adalah ‘Mbah’, sang wartawan senior. Rasanya ada yang mencurigakan dengan si mbah ini. Dan berharap penulis Aru Armando bisa mengungkap lebih luas lagi karakternya di buku lain. heee 

Penutup

Sekian ghibahin novel Kertas Hitam bersampul putih kali ini. Yang penasaran gimana cerita lengkapnya, cuzz baca langsung aja ya. Btw, gue jadi penasaran sama novel pertamanya penulis Aru Armando yang ‘Sang Pewarta’ deh. Ada yang mau bagi? Hehehehe #modus

Tidak ada komentar:

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Blognya Bening Pertiwi. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)

Note :

Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.

Diberdayakan oleh Blogger.