Pelatihan Penulisan Buku Sabugunas

Halo, ini postingan akhir November—sebenarnya—tapi baru sempat sekarang, hehe. Kalau Oktober kemarin ke Jogja untuk ikut pelatihan penulisan esay, maka bukan ini cukup yang dekat saja. Sekitar lima belas menit dari rumah.

pelatihan penulisan buku

Jadi, pelatihan kali ini adalah yang sudah sejak lama ingin gue ikuti. Cuma, biasanya seringnya telat atau ketinggalan info. Nah pas ada lagi, dan kebetulan dekat dari rumah, langsung deh daftar. Pelatihan ini diselenggarakan atas kerjasama MGMP dengan penerbit Farisma, untuk menyelenggarakan acara pelatihan penulisan buku populer. Acara diselenggarakan dua hari, Sabtu dan Ahad. Nah untuk hari Sabtu, acara mulai habis Dzuhur sampai sore menjelang maghrib. Untuk hari Ahad-nya, dari pagi sampai nyaris sore juga.

Hari Pertama  

Acara hari pertama khusus untuk materi. Ada materi tentang buku teks, buku populer dan menyusun draft calon buku. Nah materi buku teks ini yang bikin mupeng banget. Iya lah ... siapa sih nggak pengen, kalau hak terbitnya dibeli pemerintah dengan nominal besar. Cuma ya memang, nulisnya aja harus bener-bener serius dan super banget. Belum lagi proses editing dan penilaian yang enggak sebentar. Intinya sih, dari proses nulis bahkan sampai dinyatakan lolos penilaian butuh waktu nggak sebentar. Tapi sebanding lah dengan yang didapat.

Nah materi berikutnya tentang buku populer. Nggak banyak beda sih dengan materi lainnya. Apalagi langsung lanjut buat daftar isi/draft naskah. Ini jadi tugas malming dong.
 

Hari Kedua

Hari Ahad dilanjut presentasi draft buku dan materi tentang penerbitan buku, jadwal pengerjaan naskah dan dateline naskah. Termasuk nominal yang harus dipersiapkan terkait penerbitan naskah.

Hmmm ... komentar gue? Yang jelas, kegiatan ini adalah salah satu upaya gue untuk menyegarkan dan mengembalikan semangat nulis lagi. Soal naskah kelar atau enggak, ya lihat aja nanti. Gue nggak narget apapun kok. Karena sebenarnya gue punya target lainnya.

Yang jelas, ada perbedaan antara apa yang sudah gue jalani sebelumnya (terbit dua buku gue sebelumnya) dan yang kali ini. Kesimpulannya? Kalau elo butuh terbit secepatnya demi mengejar angka kredit dan elo punya uang, maka ambil jalur indie. Tetapi kalau elo nggak diburu waktu dan sayang uang—hehe— dan punya waktu sabar yang banyak, ya ambil jalur mayor.

Penutup

Eh ya, jadi inget, beberapa waktu yang lalu, ada guru dari sekolah adek gue yang tanya ke gue soal penerbitan buku. Secara sekilas sih, gue jelaskan. Saat gue cerita kalau gue nggak ngeluarkan uang buat nerbitin buku, eh dia kaget dong. Akhirnya gue berikan artikel tentang perbedaan menerbitkan secara mayor dengan indie. Gitu deh. Semoga bisa dipahami dengan baik ya. Dan well ... semua akhirnya pada pilihan masing-masing orang sih. Mau lewat jalur indie atau mayor. Gitu deh ... sip.

Tidak ada komentar:

Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Blognya Bening Pertiwi. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)

Note :

Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.

Diberdayakan oleh Blogger.