Apa yang Kamu Lakukan Jika tak Menulis

Daftar Isi [Tampil]
    Pertanyaan ‘kenapa kamu menulis?’ atau ‘alasan menulis’ mungkin sudah banyak ada dan biasa. Pun demikian halnya bagi gue. Ada banyak alasan gue menulis. Ada banyak hal yang membuat gue menulis. Tapi beberapa hari ini rehat dari menulis, membuat gue berpikir, ‘apa yang akan gue lakukan jika tidak menulis?’ 

    menulis buku
     

    Kalau kamu, ‘apa yang akan kamu lakukan jika tidak menulis?’ 

    Sama seperti alasan menulis, sepertinya jawaban dari pertanyaan ini juga tidak akan sederhana. Seperti halnya alasan menulis, alasan tidak menulis juga butuh pemikiran khusus.

    Tidak punya Rak Buku

    Kalau menulis, pasti membaca. Dan membaca, butuh buku untuk dibaca. Untuk bisa menulis, butuh banyak buku yang perlu dibaca sebelumnya. Kalau tidak menulis, mungkin gue tidak akan punya rak buku yang digunakan untuk menata buku-buku koleksi gue.

    Akan ada satu tempat kosong di rumah kalau rak buku ini tidak ada di sana. Mungkin gue bisa mengisinya dengan perabot lainnya. Kira-kira ada atau enggak ya, perabot lain yang lebih menarik selain rak buku? Entahlah.

    Tidur Cepat anti Larut

    Membaca ataupun menulis lebih banyak menyita waktu gue di malam hari. Kalau enggak membaca atau menulis, biasanya sih gue akan tidur lebih cepat. Bisa jadi gue akan punya waktu tidur yang lebih rapi dan cukup. Tapi kok rasanya aneh ya, kalau tidur cepat? Hmmm

    Lulus Lebih Cepat, Dulu

    Menulis menjadi bagian paling besar dalam waktu gue beberapa tahun silam. Lebih asyik menulis pesanan klien daripada menyelesaikan tugas akhir, hahaha. Oke, ini bukan sebuah hal yang bisa dipamerkan ya. Tapi memang menulis untuk klien dan menunggu transferan itu lebih menarik.

    Kalau hal ini—menulis untuk klien—enggak gue lakukan, mungkin gue bisa lulus lebih cepat. Mungkin sih. Kan lebih fokus mengerjakan tugas akhir daripada menyelesaikan pesanan tulisan untuk klien. Lalu setelahnya, hasil tugas akhir itu akan jadi satu-satunya pajangan cukup tebal di almari rumah.

    Tidak Punya Teman Komunitas

    Sebagai manusia introvert yang berjuang hidup normal, punya teman banyak adalah sebuah kemewahan. Dan kesamaan minat menjadi salah satu alasan untuk memiliki teman. Kalau saat itu gue tidak menulis, mungkin gue tidak akan punya teman komunitas menulis.

    Eh tapi ... bagaimana kalau gue menemukan hobby lain dan kemudian bisa punya komunitas dari hoby lain itu. Mungkin saja sih. Kenapa enggak ya?

    Tidak punya Blog dan Hidup Biasa Hanya dengan Sosial Media Umumnya

    Memiliki blog adalah salah satu alasan menulis. Nah kalau tidak menulis, maka kemungkinannya ya enggak punya blog. Tapi mungkin punya sosial media lainnya yang lebih umum. Bukan berarti punya blog ini enggak umum ya. Cuma ada banyak media sosial lain yang lebih terlihat ‘wah’ serta terkenal dibanding blog.

    Baca juga Tips Produktif Menulis Sepanjang Hari   

    Masuk Jam Tujuh pulang Jam Tiga, Just Normal Person

    Begitu masuk dunia kerja, kesibukan pekerjaan lebih banyak mengalihkan segalanya. Ada saja yang dikerjakan. Ada saja yang harus diselesaikan. Dan itu dimulai sejak jam tujuh hingga jam tiga sore. Kalau tidak menulis, mungkin sekian jam itu akan jadi waktu membosankan untuk dihabiskan. Karena hanya berkutat dengan pekerjaan saja. Apa mungkin seperti itu? 

    Tidak Menerbitkan Buku

    Membayangkan tidak memiliki buku yang terbit saja sudah pusing. Apalagi benar-benar mengalaminya. Selama ini butuh perjuangan dan perjalanan panjang agar tetap menulis hingga akhirnya memiliki jejak berupa buku terbit. Kalau sampai tidak menerbitkan buku karena tidak menulis? Ah patah hati seperti apa yang akan gue rasakan ya? Enggak mau membayangkannya!
     
    menulis dokumen

    Ternyata menguraikan hal-hal yang mungkin gue lakukan atau gue alami jika tidak menulis, tidak mudah ya. Tidak semudah alasan menulis. Mungkin pada saat tidak menulis, gue akan menemukan hoby atau kegiatan lainnya untuk dilakukan. Bisa jadi hal-hal itu lebih menarik atau sebaliknya, lebih membosankan. Entahlah.

    Baca juga Ide Menulis di Akhir Pekan.  

    Tapi yang gue tulis di atas, murni hanya imajinasi gue jika memang gue tidak menulis. Sungguh, rasanya sulit membayangkan jika gue tidak menulis. Karena memang sulit untuk membayangkankannya, mungkin lebih baik gue berhenti memikirkannya. Lebih baik memikirkan alasan untuk tetap menulis.
    Tapi, apapun  alasannya, gue tetap cinta menulis, hahahahaha

    Penutup

    Kalau kamu, pernah membayangkan apa yang akan kamu lakukan jika tidak menulis? Boleh kok sharing pada komentar di bawah ya. Terima kasih dan semoga harimu menyenangkan. Sampai jumpa di tulisan lainnnya. Semoga gue tetap menulis lagi dan lagi.

    26 komentar:

       
    1. Kalau gue malah mikir : alasan kenapa gue nulis?
      itu ya ng nggak ketemu jawabannya sampe sekarang,
      wkwkwk

      BalasHapus
      Balasan
      1. Ya udah enggak perlu dipikir
        Yg penting masih bisa balesin komen di sini 😝

        Hapus
    2. Aneh ya, di zaman gini punya blog :D

      Padahal dulu, blog hype bgt
      Apalagi zaman sinopsis :D

      Met nulis, kawan

      BalasHapus
      Balasan
      1. enggak tahu juga sih, tapi sekarang memang masih banyak yg jual jasa pelatihan pembuatan blog
        berarti memang blog masih eksis, cuma isinya aja yang berubah, kali gitu ya, hahahaha

        Hapus
    3. Kalau saya gak nulis, mungkin blog yang saya buat beberapa tahun yg lalu gak bakal hidup kembali mbak, hihi. Karena kalau udah stop, rasanya mau kembali disiplin nulis itu susah😁

      BalasHapus
      Balasan
      1. bener banget, mbak. memulai lagi setelah berhenti lama itu perjuangan banget. salut deh buat yang bisa kembali eksis nulis

        Hapus
    4. Kalau saya malah baru mulai menulis blog mba hehehehe.. Jadi pertanyan ke diri saya sendiri adalah bagaimana cara untuk biss disiplin menulis?

      BalasHapus
      Balasan
      1. nulis aja sih, mbak. dibikin happy aja. nanti jadi ketagihan, kalau enggak nulis terasa ada yang kurang. akhirnya nulis terus, hehehehe

        Hapus
    5. Dengan menulis aku bisa teriak, marah, ahagia, dan jath cinta , I am writative person hahahahah Tinggal gimana istiqomahnya ya mbak, aku kadang masih suka mood2an tapi kalau punya komunitas kita jadi tertular enegi postifya untuk nulis, semangaaaattt.................

      BalasHapus
      Balasan
      1. bener banget, mbak. komunitas banyak membantu. selain tambah ilmu, juga memastikan semangat nulis tetap ada

        Hapus
    6. Benar juga ya, alasan untuk menulis itu mudah, tapi untuk tidak menulis itu sulit untuk dicari. Kenapa juga kita nggak menulis? Ah, tulisan ini memotivasi bagi orang seperti saya yang masih turun naik moodnya untuk menulis. Terimakasih Mbak!

      BalasHapus
      Balasan
      1. sama-sama, mbak. yuk saling jaga semangat nulisnya

        Hapus
    7. Alasan nulis itu mudah, tapi konsistennya yang penuh perjuangan. Tapi berhenti menulis juga gamau. Macem love and hate relationship hehe..

      BalasHapus
      Balasan
      1. aduh, kok bener banget ya. kalau lama enggak nulis, kok kangen. tapi kalau ketemu dateline nulis, kok sebel, hahahaha

        Hapus
    8. Kalo aku ga menulis entah lah pastinya hidupku ga akan seseru ini sih. Dulu sama sekali ga kebayang bakalan bjsa menerbitkab buku. Bikin blog sekedar ngisi waktu setelah pindahan rumah ke kota baru dan blm punya temen di sana. Qadarullah menulis ga cuma bikin hati ni jd lega dan terhibur eh malah bonusnya jd banyak kenalan,networking makin luas dan buanyak bgt membuka kesempatan dan pengalaman baru. Entahlah apa jadinya aku klo ga nulis :)

      BalasHapus
      Balasan
      1. alhadmulillah, selalu ada hal menarik yang didapat dari menulis ya, mbak

        Hapus
    9. Alasan ku kalau ga nulis kayanya aku cuma ya gitu-gitu aja, nggak produktif banget. Justru karena nulis aku malah jadi seneng baca. Dan bener, tanpa nulis juga aku gak akan menemukan passion ku kayanya

      BalasHapus
      Balasan
      1. hihihihi ... selalu ada hal menarik dari menulis ya, mbak

        Hapus
    10. Iya Alhamdulillah masih tetap menulis walaupun kadang jenuh ya berhenti sejenak untuk kembali lagi nanti...

      BalasHapus
      Balasan
      1. berhenti tapi tetap kembali, mbak. kangen kalau lama enggak nulis

        Hapus
    11. kalo ga nulis mungkin aku bakal menjalani kehidupan 9-5 sih hihihi, tapi sejak nulis kesibukanku jadi lebih panjang, bisa dari pagi sampe malem, tapi bawaannya lebih santai dan pake hati bangeettt 🥰

      BalasHapus
      Balasan
      1. ini saya banget. bakal membosankan kalau enggak nulis. apalagi ritme kesibukan gitu2 aja

        Hapus
    12. Kereen dan betul sekali semua yang dituliskan mbak Bening disini.. aku juga sering nanya gitu kediri aku sendiri.. coba dulu ngga ngi-de untuk membuat blog..
      Duh pasti ngga akan bisa belajar nulis ataupun bertemu dengan teman-teman penulis yang lain. Yang pastinya tidak akan banyak terinspirasi dengan cerita-cerita dari para penulis yang lain.
      Betul banget, dengan hanya terpaku ke media sosial, seperti instagram.. hmm walaupun bisa menulis caption, tapi berbeda banget dengan tulisan-tulisan yang ada di blog. Mungkin memang basednya yang berbeda ya hehe.. instagram lebih ke gambar dan blog lebih ke tulisan.. yang buat aku seru banget untuk menulis
      Ngga kebayang kalau aku ngga punya blog, ngga kebayang kalau nulis bisa seseru ini 😁

      BalasHapus
      Balasan
      1. senang banget bisa kenalan sama banyak orang lewat menulis

        Hapus
    13. Rasanya dengan menulis bisa menjadi obat jiwa, gak banyangin kalo gak nulis..cepet stres dan pikun , aku ..

      BalasHapus
      Balasan
      1. wah keren kalau bisa gini, mbak. semoga bisa tetap rajin nulis ya

        Hapus

    Terima kasih telah berkunjung dan meninggalkan jejak di Blognya Bening Pertiwi. Mudah-mudahan postingan saya bisa bermanfaat dan menginspirasi kamu :)

    Note :

    Maaf komen yang brokenlink akan saya hapus jadi pastikan komentar kamu tidak meninggalkan brokenlink ya.

    Diberdayakan oleh Blogger.