Sebenarnya, ini bukan pertama kalinya ujian diselenggarakan secara online. Semenjak pendemi dan siswa dirumahkan mulai Maret kemarin, ujian online bukan lagi hal baru. Udah pernah ngerasain jungkir baliknya jadi host ujian online, dengan segala keributannya. Ngecek login, ngejar-ngejar anak yang belum juga absen dan login. Bahkan nggak jarang, harus teleponin ortu mereka biar mereka login sesuai jadwal. Iya sih, soalnya ujian sekolah dilakukan serempak, dan jadwalnya pun sudah jelas. Kalau ujian diluar jadwal, alamat jawaban nggak masuk dan nilai nantinya enggak keluar. Belum login dikejar-kejar disuruh login, udah selesai dan logout cepet, ya dikejar-kejar juga, enggak boleh. Dasar.
![]() |
foto diambil dari google |
Tapi ujian kali ini agak berbeda. Kalau ujian sebelumnya menggunakan aplikasi khusus, nah kali ini dibebaskan memilih aplikasi. Cuma ya gitu, karena bebas, jadi agak ribet.
Oke, ribetnya gini. Bisa sih milih pakai aplikasi ujian yang sama seperti ujian sebelumnya. Hanya saja, basis data-nya berbeda. Dan ini butuh orang yang lebih ahli, untuk memasukkan data dan sinkronisasi data. Pun pilihan kedua, aplikasi besutan sekolah sebelah. Cuma sayangnya, agak ribet juga saat menginstalnya. Apalagi butuh tenaga khusus untuk melakukan instal.
Nah, akhirnya dipilihkan aplikasi free dari platform bebas. Nggak harus punya basis data. Hanya perlu memasukkan soal dan membagikan link soal pada siswa. Cuma ... Cuma nih ya, ternyata memasukkan soal ke aplikasi ternyata nggak sesederhana biasanya. Hmmm. Ribet eui. Coba deh hitung, 22 mapel dikali 40 sampai 50 soal per mapel. Capek kan? Biar agak cepat, ditambahkanlah add on untuk mengunggah soal otomatis. Dan minta bantuan guru-guru untuk edit soal sesuai aplikasi. Etapi, tetap aja sih, nantinya operator pengunggah soal harus ikutan ngedit juga. Ternyata memang nggak sesederhana itu ya.
Sudah lebih dari seminggu ujian online dilaksanakan. Ribetnya anak? Jelas ada. Masalah klasik ketidakadaan perangkat, juga bukan hal baru lagi. Di sini bukan sekolah tengah kota. Pun keadaan latar belakang keluarga anak yang beragam. Memang nggak bisa dipaksakan juga. Tapi untuk saat ini, memang hanya ini yang bisa diusahakan. Belum lagi memastikan anak-anak segera login untuk mengerjakan soal sesuai jadwal. Dan terakhir, memastikan semua anak sudah mengerjakan. Karena akan ribet dan nambah pekerjaan kalau ada yang ikut susulan pula, hehe
Bagaimana ribetnya anak-anak? Keterbatasan perangkat ponsel, masih jadi alasan utama. Di peringkat kedua, ketersediaan kuota internet dan jaringan, yang ternyata nggak sama. Jadi, kalau selama ini beredar foto atau berita anak-anak yang ujian harus turun gunung atau mencari tempat tinggi, maka itu benar adanya. Dan terakhir, kemauan mereka untuk melakukan semua itu. Semangat yang biasanya dipompa dari pertemuan dengan guru dan kawan-kawan di sekolah, kali ini terpaksa hanya bisa dilakukan lewat media dan aplikasi. Semangat selalu ya, kalian semua pejuang ujian online.
Sekian curhat hari ini. Jelas ada seru dan ramenya yang namanya ujian online. Pembiasaan yang memang awalnya dipaksakan begini, hmmm. Selamat ujian, semua
Balada Ujian Online
Reviewed by Bening Pertiwi
on
Juni 09, 2020
Rating:

iya nih banyak yg ngeluh ujian online. gak cuma anak sekolah tapi jg orang yang gawe :)
BalasHapuskalau dihitung dari maret, udah tiga bulan ini, status WFH, tapi gak benar2 WFH kekekekeke
Hapusiya, 3 bulanan. lumayan lama bikin pipi melar ^^ gegara nguyah yg keseringan. bosen ya kelamaan d rmh
Hapusuhukkk .... jadi inget, ini lipatan lemak makin tebel aja, hehehehe. ternyata kelamaan di rumah bosen juga, kirain mah bisa bebas rebahan. tpi yg namanya kelamaan tetep gak enak, uwaaaa ... kangen pantai kan jadinya
Hapusyep..segala yg berlebihan pasti jd masalah baru :D
Hapusdisini orang udh pd kelayapan na, habis psbb, puncak langsung macet, pantai pun disamperin ^^ klo saia selow bae, klo macet2n gt yo sama aj ngumpul orang banyak :D
di sini malah gak ada psbb, jadi hari2 ya kayak biasa. gak ada bedanyaaaaa ... akhirnya semua kesadaran masing2 sih, hmmm
Hapusmungkin karena belum ada yg kena, na. klo masih daerah hijau aman ga pake masker. Klo disini pas awal2 itu lumayan ketat sampe jalanan sepi bgt ^^ sekarang sudah mulai normal. saat itu bnr2 prihatin, banyak yg kena phk
Hapussini masuk area merah, tapi ya, begitulah, hmmm
Hapus