Mengingkarinya hanya akan menambah satu lagi rasa sakit. Tapi, menyimpannya dalam diam tanpa ujung juga tidak ada bedanya dengan menumpuk luka. Jadi, bisakah kita jujur saja dan saling sapa?
“Kenapa, Mas?”
Gelagapan kau berikan jawaban. Dan pada akhirnya berbalik menanyakan namaku. Nama yang kuyakini, kau tahu benar adanya. Ah, tidak bisakah kita saling jujur saja? Kejujuran kedua. Hanya karena entah kapan lagi kita sua, bukan berarti tak ada waktu tuk katakan seluruh kejujuran hati kita, kan?
“Kenapa, Mas?”
Gelagapan kau berikan jawaban. Dan pada akhirnya berbalik menanyakan namaku. Nama yang kuyakini, kau tahu benar adanya. Ah, tidak bisakah kita saling jujur saja? Kejujuran kedua. Hanya karena entah kapan lagi kita sua, bukan berarti tak ada waktu tuk katakan seluruh kejujuran hati kita, kan?
Flash Fiction – Kejujuran Kedua
Reviewed by Bening Pertiwi
on
September 19, 2015
Rating:

Tidak ada komentar: