Ini di luar jadwal post sih sebenernya, tapi lagi pengen buat post aja sih. Ternyata menjaga hati itu bukan perkara mudah. Move on di bibir, belum tentu move on di hati. Move on di pikiran, ada kalanya move on-nya drop dan kembali ke titik yang sama lagi. Duh, hati
Pernah nggak, pada saat sudah merasa nyaman, terlindungi, merasa bisa dipahami … tetapi pada akhirnya harus melepaskan dengan ikhlas. Bukan, gue bukan bicara soal pacaran ataupun mantan gue. Karena memang gue nggak punya pacar apalagi mantan pacar, yang ada mantan—calon—gebetan—. Tragis ya nasib gue?
Kalau harus milih, percaya yang mana?
- Nggak ada persahabatan sejati antara cowok dengan cewek, kecuali ada percik hati pada salah satu atau keduanya
ATAU
- Persahabatan antara cewek dan cowok itu bisa aja kq. Bisa aja jadi persahabatan sejati. Emang nggak mudah, tapi kadang justru malah lebih bisa saling mengerti.
Sampai hari ini, gue nggak pernah punya jawaban atas dua pilihan itu. Karena, gue juga mengalaminya. Baik jadi yang ‘punya hati’ atau ‘jadi tujuan hati’. Duh, bahasa elo, Na!
Kadang gue mikir gini, besok, kalau udah punya suami, gue berani nggak ya, tanya berapa mantan-nya suami? Bakalan ngaku nggak dia? Atau sebaliknya, kalau ditanya sama misua, gue harus jawab apa? Ya setidaknya, saat ini posisi gue aman sentosa. Ga ada mantan yang harus gue ceritakan pada misua, hahaha #devilSmile. Ah tapi kalau yang ini sih patut buat diSyukuri denk ya.
#tu kan ya, apa yang gue pikirkan melompat-lompat lagi. Nulisnya jadi nggak runtut deh
Tapi katanya, masih mending sih, sahabat jadi cinta, daripada cinta jadi musuh. Jadi kepikiran film sama drama korea yang itu. Udah ah, lanjut nulis. Gue masih punya hutang postingan di blog sebelah ini.
Story – Menjaga Hati itu … Perlu. Atau Harus ya?
Reviewed by Bening Pertiwi
on
Juni 24, 2015
Rating:

Hehehe, saya coba jawab ya :D
BalasHapus(agak kejleb soalnya, hihihihihi XD)
Adalah hal yg wajar kalau muncul something tuing-tuing diantara dua orang yang ngakunya sahabatan padahal cowok dan cewek. Tapi wajar juga kalau ndak muncul apa-apa diantara keduanya walaupun kemana-mana sama-sama.
Kita ndak akan bisa menemukan yang mana yang seharusnya benar karena keduanya sama-sama benar.
Saya kira setiap orang bakal punya jawaban mereka masing-masing, dan semua jawaban itu adalah benar. Soalnya kita tidak bisa memilih mau jatuh guling-guling ke siapa, hehehe, jadi dijaga ndak dijaga, hati tetap akan memilih sendiri :)
Oh, dan saat nikah nanti, sy kira ndakpapa lho tanya siapa dan berapa jumlah mantan. At least, itu membuat kita lebih paham tentang mas suami :p
(walaupun sy belum nikah jadi ndak bisa komen lebih jauh)
Semoga sedikit menjawab pertanyaannya :D
huuaaa
Hapusternyata dikomen jg sama kak siennra
iya, sampe skrg nggak pernah nemu jawabannya,
atau mungkin memang nggak perlu dicari jawabannya, kali ya
hati oh hati
emang nggak bisa dipaksa buat guling-guling
(suka bahasanya ^_^)
kalau urusan stlh nikah
gmn klo kita tanyakan sm yg udah nikah aja
#ups
"sahabat jadi cinta, daripada cinta jadi musuh"
BalasHapusYihaaaa....
Aku suka nih sama kalimat yang ini....
iya, biasanya klo udah putus kan jadi musuh
Hapusjadi mending sahabat jadi cinta aja
#bukanPengalamanPribadi